Friday, July 02, 2010

Hanung menghidupkan Ahmad Dahlan

Sabtu 3 Juli 2010, Jogja tumpah-ruah oleh hiruk-pikuk oleh warga Muhammadiyah. Sebuah organisasi Islam besar yg berulang tahun di usianya yg 1 abad. Dengan mengusung tema "Gerak melintasi Zaman, dakwah dan tajdid menuju peradaban utama" gaung itu sudah menggema sejak setahun lalu. Menurut wali kota Jogja diperkirakan ada 1 juta orang akan membanjiri kota pelajar ini, dan prediksinya dalam waktu sekitar 5 hari ada perputaran uang sekitar 100 miliar rupiah.... Spektakuler!!!

Sudah sejak beberapa bulan lalu, seluruh penjuru kota dari kampung kumuh hingga pusat2 kota dipenuhi oleh berbagai spanduk dan baliho yg berisi himbauan atau ucapan selamat bermuktamar. Bahkan sebuah perusahaan taxi dikontrak untuk ditempeli stiker tentang muktamar di kaca bagian belakang mobilnya. Bendera2 hijau dg lambang muhammadiyah berkibar, berderet disepanjang jalan sesuai dengan lokasi Cabang dan Ranting Muhammadiyah berada.

Di sisi lain, Hanung Bramantyo, sutradara muda yg lagi naik daun dan jebolan SMA Hummadiyah 1 Jogja juga ikut meramaikan acara muktamar ini dengan membuat film semi dokumenter yang berjudul "Sang Pencerah". Meski sedikit meleset dr planning yang seharusnya film tersebut dilaunching pas muktamar, namun sepertinya mundur. Lokasi shooting di Masjid Kauman Jogja yangsempat di'sulap' menjadi masjid 'djaman dahoeloe' dengan mengahbiskan biaya yang tidak sedikit. Peran Nyai Akhmad Dahlan-pun dijatuhkan pada sang istri Zaskia Mecca.

Dari dua cerita di atas, Muktamar dengan tema besar di spanduk dan balihonya. Lalu Hanung dengan Ahmad Dahlannya, sebuah kisah yang sebenernya agak berbeda, meskipun dihubungkan dengan satu event, yakni Muktamar. Lazimnya, sebuah acara besar dengan tema besar, sosialisasinya juga 'nyambung'. Artinya jika tema yang diangkat adalah "Gerak melintasi zaman, dakwah dan tajdid menuju peradaban utama" maka visualisasi baliho, stiker mobil dan media2 lainnya menggambarkan tentang tema tersebut. Bisa berupa keberhasilan yang sudah dicapai oleh Muhammadiyah dalam kurun 1 abad, baik dibidang sosial, pendidikan kesehatn dan sebagainya. Tapi dari sekian banyak media yang dipakai untuk mensosialisasikan acara ini justru menggunakan ilustrasi tunggal lukisan Ahmad Dahlan. Sehingga memunculkan pertanyaan: "Ini acara satu abad Muhammadiyah apa satu abad Ahmad Dahlan?"

Lalu apa hubungannya baliho, spanduk, poster, stiker bergambar Ahmad Dahlan dan proyek film "Sang Pencerah"nya Hanung?. Seorang pakar pemasaran dunia, Peter F. Drucker berpendapat "sell is antithesis of marketing". Sehingga beberapa produk perlu melakukan upaya2 mendekatkan dulu produk yg bakal dilaunching dg berbagai event, promosi atau bahkan iklan teaser. Harapannya, ketika produk itu diluncurkan, maka sasaran sudah tidak asing lagi dan dg gegap gempita akan menyambutnya.

Sabtu 3 Juli 2010, perhelatan akabar itu digelar dengan meriah. Banyak warga yg menunggu hasil2 yg mencerahkan dari acara Muktamar 1 abad Muhammadiyah ini. Setelah kemaren beramai2 untuk 'jelang 1 abad Muhammadiyah'... Maka berikutnya ramai2 jelang pemutaran perdana film "Sang Pencerah".

Selanjutnya...